Feature Italia

6 Derby Della Madonnina yang Paling Spesial

Yusuf Abdillah - Minggu, 21 Oktober 2018

BolaSkor.com - Derby della Madonnina edisi pertama musim 2018-2019 akan tersaji Senin (21/10) dini hari WIB nanti. Untuk kali ini Internazionale Milan akan berstatus tuan rumah yang menjamu AC Milan.

Pertarungan nanti merupakan Derby della Madonnina ke-221 di kompetisi resmi. Inter sendiri memenangi 76 laga, sedangkan Milan unggul sedikit dengan 78 kemenangan.

Pertarungan dua klub Kota Milano selalu menjadi sorotan, bahkan sejak pertama kali terjadi di final Piala Chiasso pada 18 Oktober 1908. Pada laga yang digelar di Swiss itu, Milan keluar sebagai pemenang dengan skor tipis 2-1.

Sedangkan untuk kompetisi resmi, Derby della Madonnina pertama kali terjadi pada 10 Januari 1909. Lagi-lagi Milan memenangi laga lewat skor 3-2.

Setiap dekade, Derby della Madonnina selalu meninggalkan coretan tinta emas dalam buku sejarah sepak bola. Banyak legenda, yang manggung dalam derby ini. Dari sisi pelatih ada legendaris macam Nereo Rocco, Helenio Herrera, Arrigo Sacchi, hingga Fabio Capello.

Sedangkan dari pemain, ada Sandro Mazzola, Gianni Rivera, Giuseppe Meazza, Giuseppe dan Franco Baresi, kakak beradik yang menjadi lawan, trio Belanda Milan Ruud Gullit, Marco van Basten, dan Frank Rijkaard, serta trio Jerman Inter, Lothar Matthaus, Andreas Brehme, dan Jurgen Klinsmann. Dan tentunya masih banyak pemain besar lain yang tidak mungkin disebutkan semua dalam tulisan ini.

Melihat ke belakang, banyak laga-laga spektakuler, fenomenal, panas, dan tidak terlupakan.

Berikut 6 Derby della Madonnina yang paling spesial menurut BolaSkor.com.

AC Milan 2-2 Inter Milan (1 Desember 1985)

Di masa ini, AC Milan sedang dalam kondisi sulit. Rossoneri kala ini sedang berada diambang kebangkrutan.

Situasi ini berimbas ke dalam lapangan. Milan gagal menemukan performa terbaik setelah diturunkan ke Serie B akibat skandal judi, yang dikenal dengan sebutan Totonero.

Jelang laga, Milan hanya meraih satu kemenangan dari empat laga terakhir di Serie A. Tek pelak, Inter Milan datang sebagai pihak yang diunggulkan. Performa Inter yang diperkuat Karl-Heinz Rummenigge, Alessandro Altobelli, dan Liam Brady membuat mereka diprediksi akan mudah memenangi laga.

Namun Milan memiliki Paolo Rossi yang membuktikan prediksi tersebut salah. Rossi membuka keunggulan I Rossoneri saat pertandingan baru berjalan lima menit. Inter sempat berbalik unggul lewat gol dari Alessandro Altobelli dan Liam Brady.

Namun hanya berselang empat menit setelah gol Brady, Rossi kembali mencetak gol untuk Milan.

Tiga bulan setelah derby ini, Silvio Berlusconi melalui Fininvest mengambil alih kepemilikan Milan.

AC Milan 0-3 Inter Milan (22 Maret 1998)

Pada derby kali ini, Inter berharap bisa memetik kemenangan demi memuluskan upaya mereka menjuarai Serie A. Sebaliknya Milan hanya bisa berkutat di papan tengah.

Membutuhkan tiga poin, Inter yang diperkuat Diego Simeone dan kawan-kawan langsung menekan lawan sejak awal. Inter membuka keunggulan lewatn sundulan Simeone tiga menit sebelum babak pertama berakhir. Inter akhirnya menutup laga dengan kemenangan 3-0 setelah Ronaldo dan Simeone mencetak gol di babak kedua.

Inter Milan 0-6 AC Milan (11 Mei 2001)

Musim 2000-2001 menjadi periode buruk bagi dua klub asal Milan. Kedua klub tampil tidak konsisten sepanjang musim. Alhasil Inter dan Milan menutup musim di papan tengah klasemen Serie A.

Meski begitu, Derby della Madonnina tetap berjalan seru. Pada pertemuan pertama, kedua kubu bermain imbang 2-2 saat Milan berstatus dengan tuan rumah.

Kehilangan poin saat menjadi tuan rumah melecut semangat Andriy Shevchenko dkk. Saat menjadi tim tandang, Milan mengamuk dan melibas Inter Milan 6-0. Ini merupakan kekalahan terbesar Inter dalam sejarah derby.

Inter Milan 0-0 AC Milan (7 Mei 2003)

Pertarunga ini merupakan keli pertama Derby della Madonnina terjadi di ajang Liga Champions. Ya, kendati selalu bertemu tiap musimnya di Serie A, Inter dan Milan sepertinya tidak ditakdirkan bertemu di Liga Champions.

Bahkan sepanjang sejarah, hanya dua kali dua klub Milan ini saling bunuh di kompetisi tertinggi Eropa tersebut. Dan, pertemuan pertama terjadi kali ini. Pada laga semifinal leg pertama Liga Champions ini, kedua tim berbagi hasil imbang tanpa gol saat Milan sebagai tuan rumah.

Namun Milan akhirnya yang berhak tampil di final Liga Champions setelah mampu membuat gol saat menjadi tamu Inter di leg kedua yang berakhir 1-1, sepekan berikutnya.

Inter Milan 0-3 AC Milan (12 April 2005)

Milan kembali berjaya atas Inter Milan di ajang Liga Champions. Kali ini Milan unggul mutlak untuk memastikan tiket ke semifinal.

Pada leg pertama sepekan sebelumnya, Milan yang bertindak sebagai tuan rumah menang 2-0. Pada leg kedua, Inter Milan yang defisit dua gol berusaha membuat gol secepatnya.

Namun, Nerazzurri justru tertinggal lebih dulu setelah Andriy Shevchenko membuat gol bagi tim tamu. Esteban Cambiasso sempat menyamakan kedudukan pada babak kedua, namun gol tersebut dianulir wasit Markus Berg. Keputusan tersebut memicu pendukung Inter Milan mengamuk dan melemparkan berbagai benda, seperti botol dan flare ke dalam lapangan. Kiper AC Milan, Dida, menjadi korban lemparan flare.

Wasit kemudian menghentikan pertandingan pada menit ke-74. Setelah terhenti 30 menit, wasit memutuskan mengakhiri pertandingan.

Akibat insiden ini, Inter Milan dijatuhi denda sekitar Rp2,8 miliar dan dinyatakan kalah 0-3.


Inter Milan 4-2 AC Milan (6 Mei 2012)

Sebelum memulai derby, AC Milan hanya tertinggal satu poin dari Juventus di puncak Serie A. Milan membutuhkan kemenangan untuk menggeser Juve.

I Rossoneri yang saat itu masih dilatih Massimiliano Allegri unggul 2-1 di babak pertama lewat sepasang gol Zlatan Ibrahimovic.

Namun Milan gagal mempertahankan keunggulan. Gawang mereka malah dibobol tiga kali di babak kedua, dua kali oleh
Diego Milito dan sekali Douglas Maicon. Inter pun menutup laga dengan kemenangan 4-2.

Bagikan

Baca Original Artikel