5 Serba-serbi tentang Lima Pemain Asia di Piala Dunia 2018, dari Mantan Tukang Cuci Mobil hingga Korban Perang
BolaSkor.com - Ada lima perwakilan Asia yang akan bermain di Piala Dunia 2018. Kelima negara itu adalah Arab Saudi, Iran, Australia, Jepang, dan Korea Selatan (Korsel). Sayang, tidak ada negara yang berasal dari Asia Tenggara (ASEAN).
Semenjak Korsel mencapai semifinal di Piala Dunia 2002, tidak ada lagi negara dari Asia yang melaju sejauh itu. Meski begitu, partisipasi mereka jelas bukan semata sebagai penghibur alias numpang lewat untuk meramaikan persaingan grup. Kelima negara Asia tersebut jelas ingin dapat bertahan selama mungkin.
Menarik untuk dinanti, negara Asia mana yang dapat bertahan paling lama di Piala Dunia 2018. Sebelum melihat kiprah mereka, alangkah baiknya melihat serba-serbi unik mengenai pemain di kelima negara tersebut yang mungkin tidak Anda ketahui.
Anda tidak akan memercayainya. Ada kiper yang benar-benar mengalami kesulitan tingkat tinggi dalam kariernya, sampai dia harus bekerja di tempat cuci mobil. Ada juga pemain yang harus memberi hormat ketika lagu kebangsaan diputar karena mereka terdaftar dalam wajib militer.
Penasaran? Tenang. BolaSkor.com akan memberikan ulasannya kepada Anda. Mengutip dari BBC Sports (14/6), berikut penjabarannya.
1. Yuto Nagatomo
Apa yang Anda ketahui tentang Yuto Nagatomo? Paling tidak hal umum yang diketahui darinya adalah dia pemain Inter Milan. Nagatomo juga telah mengemas 103 caps untuk timnas Jepang dan mencetak gol. Usianya kini telah berumur 31 tahun.
Namun, tahukah Anda, apabila Nagatomo melamar istrinya, Airi Taira, pada tahun 2016 dengan cara yang unik? Tidak banyak yang tahu pastinya (kecuali fans Inter, mungkin). Nagatomo menjadi pemandu tur Taira di Giuseppe Meazza dan melamarnya tepat di tengah lapangan pertandingan. Sungguh romantis.
Piala Dunia 2018 bisa jadi yang terakhir untuknya. Nagatomo akan coba membantu Jepang keluar dari penyisihan grup H yang berisikan Senegal, Kolombia, dan Polandia.
2. Abdullah Al-Khaibari
Mimpi jadi kenyataan tengah dialami Abdullah Al-Khaibari. Baru berusia 21 tahun dan mengemas lima caps dengan timnas Arab Saudi, Al-Khaibari akan memainkan Piala Dunia pertamanya. Terlebih, dialah pemain termuda dalam skuat asuhan Juan Antonio Pizzi.
Bersama Hattan Bahebri, Al-Khaibari merupakan perwakilan klub Riyadh yang bermain di Liga Pro Saudi, Al-Shabab. Al-Khaibari juga baru memulai debut profesionalnya pada Februari 2017. Jadi, memang semuanya berjalan cepat untuknya.
Selain itu, ada dua mantan pemain Everton yang bekerja di Al-Shabab, Kevin Sheedy dan Mike Newell. Sheedy, yang pernah menjebol gawang Inggris di Piala Dunia 1990 ketika membela timnas Republik Irlandia, merupakan pelatih tim muda Al-Shabab. Sedangkan Newell menjabat sebagai Direktur Sepak Bola.
Arab Saudi akan memainkan laga pertamanya sebagai laga pembuka Piala Dunia 2018 melawan tuan rumah, Rusia, di Grup A yang juga berisikan Uruguay dan Mesir.
3. Alireza Beiranvand
Piala Dunia 2018 dan panggilan ke timnas Iran adalah buah jerih payah kiper bertinggi badan 1,94 meter, Alireza Beiranvand. Perjalanan hidupnya tidak berjalan mulus seperti beberapa pesepakbola profesional lainnya.
Beiranvand, 25 tahun, pernah mengalami fase sulit ketika baru memulai perjalanannya sebagai pesepakbola profesional. Ia pernah kesulitan tidur karena uang yang pas-pasan. Beiranvand banting tulang bekerja untuk terus bertahan hidup.
Penjaga gawang yang kini membela klub Iran, Persepolis, pernah bekerja di tempat cucian mobil dan menjadi spesialis pencuci mobil besar karena tinggi badannya. Dia juga pernah bekerja di pabrik pembuatan baju hingga toko pizza.
Kini, semua masa lalu penuh perjuangan Beiranvand akan dijadikannya motivasi, untuk membawa Iran yang berada di grup B Piala Dunia 2018 bersama Spanyol, Portugal, dan Maroko, bertahan lebih lama dari sekedar penyisihan grup. Beiranvand telah mengemas 22 caps dan membantu Iran mencatatkan 11 clean sheets dari 12 laga di kualifikasi grup Piala Dunia 2018.
4. Milos Degenek
Namanya cukup berbeda dari kebanyakan warga Australia lainnya. Wajar. Milos Degenek memang bukan pemain asli kelahiran Australia karena dia lahir di Kroasia. Keluarga Degenek dipaksa melarikan diri hingga ke Belgrade, hidup sebagai pengungsi selama perang di Kosovo.
"Saya masih muda saat itu, tapi saya masih melihat hal-hal yang seharusnya dilihat orang," ucap Degenek yang tiba di Sydney, Australia di tahun 2000 dengan hanya membasa dua tas berisi pakaian dan sepatu, serta uang 400 dollar Amerika Serikat.
Di Australia peruntungannya berubah. Degenek pernah membela timnas Australia U17 dan memilih membela negara tempat dia berkembang. Pengemas 18 caps untuk Australia saat ini bermain di klub Jepang, Yokohama F. Marino, setelah sebelumnya bermain di Stuttgart II dan 1860 Munich.
Australia berada di Grup C Piala Dunia 2018 bersama Prancis, Peru, dan Denmark. Mereka dilatih oleh pelatih asal Belanda sarat pengalaman, Bert van Marwijk.
5. Trio Pemain Korsel
Bersiaplah untuk melihat pemandangan menarik ketika lagu kebangsaan Korsel diputar di Piala Dunia 2018. Anda akan melihat tiga pemain Korsel, Kim Min-woo, Ju Se-jong, dan Hong Chul, memberikan rasa hormat (salute) saat lagu berkumandang diputar. Ini kewajiban yang harus mereka lakukan yang tengah mengikuti wajib militer negara.
Seluruh pria sehat di Korsel di bawah usia 28 tahun memang wajib mengikuti wajib militer. Ketiganya pun masih mengikuti program tersebut. Korsel berada di Grup F pada Piala Dunia 2018 bersama Jerman, Meksiko, dan Swedia.