5 Pemain yang Disia-siakan Inter Milan
BolaSkor.com - Sebagai satu di antara tim terbaik di dunia, perjalanan Inter Milan diwarnai beberapa pemain kelas wahid. Namun, tidak semua pemain mencapai puncak karier bersama Nerazzurri. Beberapa di antaranya justru membuat Inter gigit jari di kemudian hari.
Baca juga:
5 Pemain yang Diuntungkan dari Penundaan Piala Eropa
3 Formasi Manchester United Agar Bruno Fernandes dan Paul Pogba Bisa Bermain Bersama

Inter Milan kerap melakukan kesalahan pada bursa transfer. Tidak sabar menunggu pemain mencapai puncak performa, Inter merelakan penggawa muda angkat kaki. Padahal, di masa depan, pemain-pemain tersebut justru meraih kesuksesan.
Berikut ini adalah lima pemain yang bakatnya disia-siakan Inter Milan:
Roberto Carlos

Dianggap sebagai satu di antara bek kiri terbaik sepanjang sejarah, Roberto Carlos datang ke Eropa dari Palmeiras pada 1995. Ia bergabung ke Inter Milan sebagai satu di antara pemain muda depan prospek menjanjikan.
Namun, karier Carlos di Inter Milan tak berkembang karena keputusan Roy Hodgson. Carlos sering ditempatkan tidak pada posisinya yakni sebagai sayap kiri atau gelandang tengah. Satu tahun berselang, Carlos menuju Real Madrid.
"Masa Roy Hodgson di Inter menghancurkan karier saya. Dia memainkan saya di lini tengah. Saya harus mempertimbangkan ada peluang ini akan merusak karier di tim nasional," tegas Roberto Carlos soal hubungannya dengan Hodgson seperti dilansir Dream Team.
"Bukannya saya tidak memiliki hubungan baik dengan Hudgson. Hanya saja, Hudgson tidak tahu banyak soal sepak bola."
Andrea Pirlo

Andrea Pirlo hanya tampil kurang dari 30 pertandingan di Serie A bersama Inter Milan. Kemudian, ia dilepas ke rival Nerazzurri, AC Milan.
Faktanya, gelandang Italia itu kemudian menjadi satu di antara playmaker terbaik yang pernah ada dalam sejarah sepak bola. Dia memenangi dua trofi Serie A dan Liga Champions. Pirlo menetapkan tolok ukur bagi gelandang berikutnya.
Clarence Seedorf

Alih-alih belajar dari kesalahan Pirlo, Inter justru membuat keputusan keliru satu tahun kemudian. Clarence Seedorf bergabung dengan Pirlo ke AC Milan.
Pada saat itu, kesepakatan dengan Milan berupa pertukaran pemain. Inter Milan mendapatkan Francesco Coco.
Selama lima tahun, Coco tidak mendapatkan banyak kesempatan di Inter Milan. Sementara itu, Seedorf mengalami perkembangan pesat dan menjelma sebagai satu di antara geladang terbaik di Eropa.
Clarence Seedorf pada akhirnya meraih 10 gelar bersama Milan. Itu menjadikannya sebagai satu di antara pemain paling termasyhur pada sejarah Il Diavolo Rosso.
Leonardo Bonucci

Leonardo Bonucci dianggap sebagai satu di antara bek terbaik di dunia pada abad ke-21. Bermain bersama Giorgio Chiellini dan Andrea Barzagli, bek 32 tahun tersebut membentuk lini belakang Juventus yang sulit ditembus.
Pada kenyataannya, Bonucci memulai karier profesional di Inter Milan setelah diboyong dari Viterbese pada 2005. Selama membela Inter, Bonuccia hanya mendapatkan kesempatan unjuk gigi satu kali di Serie A.
Bonucci menjadi senjata Inter Milan untuk menggaet Diego Milito dan Thiago Motta dari Genoa pada 2009. Ketika itu, La Beneamata menghargai Bonucci hanya 500 ribu euro.
Genoa mengirim sang pemain ke Bari dengan status pinjaman. Tampil apik di Stadio San Nicola, Bonucci direkrut Juventus dengan mahar 15,5 juta euro pada 2010.
Philippe Coutinho

Meski Inter mencapai kesepakatan dengan Vasco da Gama pada 2008, namun Philippe Coutinho baru datang ke Giuseppe Meazza dua tahun berselang. Presiden Il Biscione saat itu, Massomo Moratti melabeli Coutinho sebagai masa depan Inter Milan.
Hanya dua musim berselang, Moratti mengingkari kata-katanya. Ia menjual Coutinho ke Liverpool setelah sang pemain hanya tampil sebanyak 28 pertandingan.
Liverpool untung cukup besar dari transfer tersebut. Alasannya, The Reds menjual pemain asal Brasil itu ke Barcelona dengan mahar 140 juta pounds.