5 Pemain Pinjaman yang Paling Tokcer pada Dua Dekade Terakhir
BolaSkor.com - Meminjam pemain dari klub lain merupakan salah satu cara untuk menambal kekurangan yang ekonomis. Tidak sedikit peminjaman pemain berjalan sukses.
Saat ini Tottenham Hotspur sedang dipusingkan dengan cederanya Harry Kane. Sebagai penyumbang utama gol, Spurs tidak memiliki pelapis mumpuni. Namun untuk mencari penyerang baru di bursa musim dingin tidaklah mudah. Karenanya Spurs dikabarkan akan mencari pemain pinjaman sebagai pengganti sementara Kane.
Baca Juga:
Rumor Transfer Chelsea: Lepas Olivier Giroud, Boyong Timo Werner
6 Pemain yang Punya Potensi Besar Hengkang pada Januari 2020
Melihat ke belakang, pemain biasanya dipinjamkan guna memberi menit bermain. Karena itulah mayoritas pemain pinjaman adalah para talenta muda. Selain itu ada pula pemain yang dipinjamkan karena sudah tidak lagi mendapatkan tempat dalam tim.
Dalam dua dekade terakhir, ada beberapa pemain pinjaman yang tampil mengesankan, tidak sedikit yang pada akhirnya dipermanenkan.
Berikut lima pemain pinjaman yang sukses dalam dua dekade terakhir.
Fernando Moriente (AS Monaco 2003-04)
Bergabungnya Ronaldo-nya Brasil ke Real Madrid membuat Fernando Morientes kehilangan posisi di skuat utama. Sepanjang musim 2002-03, Morientes hanya tampil 18 kali di LaLiga.
Tak masuk ke dalam rencana Los Galacticos, Morientes kemudian dipinjamkan ke AS Monaco di musim berikutnya. Kehadiran Morientes langsung berdampak positif bagi Monaco. Di musim itu Morientes mampu mencetak 22 gol di semua kompetisi.
Hebatnya lagi, Morientes ikut berperan saat Monaco menyingkirkan Real Madrid di Liga Champions. Sejak saat itu Real Madrid selalu memasukkan klausul yang melarang pemain yang dipinjamkan tampil melawan mereka.
Monaco melaju ke final Liga Champions meski akhirnya dikalahkan FC Porto asuhan Jose Mourinho.
Monaco gagal mempermanenkan Morientes yang kembali ke Madrid dan akhirnya dijual ke Liverpool.
Edgar Davids (Barcelona 2004)
Saat Barcelona terpuruk di papan tengah LaLiga, mereka memutuskan mendatangkan Edgar Davids untuk memperkuat lini tengah. Davids sendiri mulai kehilangan posisi di Juventus. Akhirnya Davids bergabung dengan Barcelona yang dibesut kompatriotnya Frank Rijkaard.
Kedatangan Davids sontak mengubah budaya di klub. Barcelona bermain lebih bertenaga dan tidak lagi tampil seperti tim yang kelelahan.
Lambat laun Barcelona terbangun dan mampu memperbaiki posisi. Akhirnya Barcelona berhasil finis di peringkat kedua di belakang sang juara Valencia.
Mikel Arteta (Everton 2005)
Mikel Arteta datang ke Everton yang saat itu sedang naik daun di bawah asuhan David Moyes. Masuknya Arteta langsung berdampak positif bagi Everton.
Arteta bergabung Everton sebagai pemain pinjaman setelah tidak lagi mendapatkan kesempatan bermain di Real Sociedad. Everton yang saat itu tengah berburu tiket ke Liga Champions membutuhkan suntikan pemain di lini tengah.
Keputusan Moyes untuk meminjam Arteta berbuah manis. Arteta langsung menjadi jantung permainan Everton. Pada akhirnya Everton berhasil finis di empat besar pada 2004-05 dan memastikan tiket ke Liga Champions.
Arteta kemudian dipermanenkan Everton dan terus menjadi andalan selama enam tahun sebelum hengkang ke Arsenal.
Thibaut Courtois (Atletico Madrid 2011-14)
Langkah peminjaman Thibaut Courtois berjalan baik untuk ketiga pihak yang terlibat. Pada saat Petr Cech masih menjadi kiper utama Chelsea, tentu sulit bagi Thibaut Courtois yang baru saja direkrut untuk menjadi kiper nomor satu.
Pada saat bersamaan Atletico Madrid sudah menjual David De Gea ke Manchester United. Jadi masuk akal jika Atletico memutuskan mendatangkan kiper muda Belgia dengan skema peminjaman.
Mendapatkan banyak kesempatan tampil di tim utama, Courtois langsung menjadi bagian penting dari revolusi Atleti Diego Simeone. Di musim pertamanya, mereka memenangkan Liga Europa, mengalahkan Athletic Club di final saat Courtois berhasil mencatat clean sheet.
Di musim kedua, Atletico nyaris menjadi juara LaLiga. Sedangkan di musim ketiga, Atleti memenangkan LaLiga dan nyaris memenangkan Liga Champions. Semua ini terjadi saat Courtois masih berstatus sebagai pemain Chelsea.
Ketika kembali ke London menjelang musim 2014-15, Courtois naik pangkat menjadi kiper utama dengan Cech yang sudah tua turun ke pilihan kedua.
Di musim ini Chelsea yang diasuh Jose Mourinho memenangkan gelar Premier League untuk pertama kalinya sejak 2010.
Romelu Lukaku (West Brom 2012-2013)
Banyak yang diharapkan dari Romelu Lukaku ketika ia menandatangani kontrak dengan Chelsea. Akan tetapi Chelsea dihuni banyak pemain top yang lebih berpengalaman. Hal ini berarti Lukaku hampir tidak punya waktu di lapangan.
Ketika ada kesempatan untuk pindah dengan kontrak sementara ke West Bromwich Albion, Lukaku mengambil kesempatan itu.
Bersama West Brom Lukaku mengakhiri musim dengan 17 gol di Premier League dan membawa West Brom finis di tempat kedelapan. Lukaku juga ada di urutan keenam dalam tabel untuk pencetak gol terbanyak. Pencapaian apik bagi pemain berusia 19 tahun.
Satu musim kemudian, meski tampil apik bersama West Brom, Lukaku belum mendapatkan posisi di skuat utama Chelsea. Dia pun bergabung dengan Everton dengan status pinjaman. Di Everton, Lukaku bermain di bawah asuhan Roberto Martinez. Lukaku mencetak 16 gol dalam 33 pertandingan bersama Everton.
Penampilan apik Lukaku membuat Everton rela menebusnya senilai 28 juta poundsterling, saat itu merupakan rekor pembelian Everton. Selang tiga tahun kemudian, Everton melepas Lukaku ke Manchester United senilai 75 juta pound.