Piala Dunia Internasional

5 Partai Perebutan Posisi Ketiga Terburuk di Piala Dunia

Yusuf Abdillah - Jumat, 13 Juli 2018

BolaSkor.com - Inggris dan Belgia bakal bertarung memperebutkan posisi ketiga Piala Dunia 2018, Sabtu (14/7) malam WIB.

Pada pertemuan pertama di fase grup Belgia menang tipis 1-0 pada laga yang menampilkan skuat lapis kedua. Inggris dan Belgia, yang sudah memastikan lolos, memutuskan mengistirahatkan para pemain kunci. Dan, kemungkinan itu akan kembali terulang.

Muncul kekhawatiran laga di St Petersburg nanti akan berjalan tidak menarik. Sepanjang sejarah Piala Dunia, tidak sedikit laga perebutan medali perunggu berlangsung tidak menarik.

Berikut lima laga perebutan terburuk yang pernah terjadi di Piala Dunia.


1. 1962: Cile 1-0 Yugoslavia

Tuan rumah Cile masih terluka usai dikalahkan Brasil di empat besar. Saat menghadapi Yugoslavia, Cile masih belum "move on". Meski tampil buruk, Cile masih mampu menang tipis 1-0.


2. 1966: Portugal 2-1 Uni Soviet

Laga ini tidak menarik lebih karena perhatian publik tersedot pada partai final antara tuan rumah Inggris melawan Jerman yang berlangsung keesokan harinya di tempat yang sama, Wembley.


3. 1970: Uruguay 0-1 Jerman Barat

Ujung tombak Jerman Barat, Gerd Muller berpeluang menyamai rekor gol Just Fontaine (13 gol) jika membuat hat-trick ke gawang Uruguay. Namun pemain berjuluk de Bomber itu gagal. Jerman Barat, yang tampil seadanya karena merasa lebih pantas main di final, menang tipis 1-0 berkat gol Wolfgang Overath.


4. 1974: Brasil 0-1 Polandia

Juara bertahan Brasil harus rela tampil di laga ini setelah bermain mengecewakan sepanjang turnamen. Di laga perebutan posisi ketiga pun performa Brasil berlanjut. Gol semata wayang Grzegorz Lato membawa Polandia meraih medali perunggu.


5. 1990: Italia 2-1 Inggris

Turnamen yang berlangsung di Italia sendiri bisa dikatakan menjadi Piala Dunia paling membosankan. Minimnya aksi serta gol jadi penyebab. Tuan rumah akhirnya meraih posisi ketiga usai membekuk Inggris pada laga internasional terakhir Peter Shilton.

Bagikan

Baca Original Artikel