Ragam Feature Berita

5 Legenda Klub yang Kembali sebagai Manajer atau Pelatih

Arief Hadi - Jumat, 21 Desember 2018

BolaSkor.com - Penunjukan Ole Gunnar Solskjaer sebagai manajer oleh Manchester United semakin membuktikan teori: tren kekinian soal mantan pemain - beberapa berstatus legenda - kembali ke klub lamanya untuk melatih.

Narasi itu sedianya sudah berlangsung lama di seluruh belahan dunia. Akan tapi, bagi pecinta sepak bola Eropa era 90-an, melihat sosok seperti Patrick Vieira, Thierry Henry, Filippo Inzaghi, dan Clarence Seedorf, menjadi pelatih, adalah bukti bahwa peralihan generasi tengah terjadi saat ini.

Dihitung dari medio awal 2000-an hingga sekarang ini, berikut lima pelatih atau manajer yang mungkin tadinya Anda kenal sebagai pemain-pemain top dan kini banting setir di dunia kepelatihan.

Baca Juga:

5 Kandidat Pengganti Jose Mourinho di Manchester United

Arsene Wenger Tantang Zinedine Zidane Jajal Rimba Persaingan Premier League

1. Zinedine Zidane

Zinedine Zidane

Semua berjalan sangat cepat dan mulus bagi Zizou - sapaan akrab Zinedine Zidane. Dari asisten pelatih Carlo Ancelotti, dua tahun melatih Real Madrid Castilla, Zidane memberikan tiga titel Liga Champions dan satu LaLiga dengan Real Madrid. Hebat, bukan?

Zidane mempersembahkannya hanya dalam waktu dua tahun melatih Madrid (2016-2018). Keputusan hengkangnya di akhir musim 2017-18 masih jadi misteri. Kendati demikian, Zidane tetap jadi idola publik Bernabeu, baik itu saat masih jadi pemain atau pelatih.

Minimnya karier kepelatihan Zidane ditutupinya dengan karisma yang disegani para pemain di ruang ganti pemain. Para pemain, sampai Cristiano Ronaldo, tunduk dengannya karena tahu Zizou jawara sejati yang sudah Piala Dunia dan Piala Eropa dengan timnas Prancis.

Wajar saja jika Zidane ramai dihubungkan dengan banyak klub saat ini. Mungkin di awal musim 2019-20 kita semua melihatnya kembali melatih klub.

2. Gennaro Gattuso

AC Milan mempromosikan Gennaro Gattuso dari Milan Primavera tahun lalu guna menggantikan Vincenzo Montella, yang dipecat karena performa tim menurun. Bersama Gattuso, Rossoneri sedikit memperlihatkan perkembangan dari sisi tekad dan semangat.

Gattuso menyalurkan persis karakternya dahulu ketika bermain. Akan tapi, Milan masih belum menjadi tim yang bersaing di papan atas klasemen Serie A. Milan inkonsisten bermain hingga karier Gattuso kini ada di ujung tanduk.

Kesulitan Milan musim ini karena inkonsisten dan badai cedera pemain, khususnya menimpa lini belakang tim. Parahnya lagi, mereka tersingkir dari Liga Europa di grup yang berisikan Real Betis, Olympiacos, dan Dudelange.

3. Antonio Conte

Antonio Conte

Mantan kapten Juventus yang bermain di Turin dari tahun 1991 hingga 2004. Antonio Conte sudah merasakan lima titel Serie A dan satu Liga Champions sebagai pemain. Karakternya kuat seperti Gattuso.

Aura yang dimiliki Conte itu mudah dikenali jika dia sedang memimpin timnya bermain. Conte sangat jarang sekali duduk tanpa memberi instruksi atau marah-marah di area teknis.

Pelatih berusia 49 tahun tidak memiliki klub saat ini. Namun, Conte terbilang pelatih sukses karena pernah meraih trofi sebagai pelatih di Juventus (2011-2014) dan Chelsea (2016-2018). Dia juga pernah melatih timnas Italia pada medio 2014-2016.

4. Alan Shearer

Alan Shearer

Bukan penggemar sepak bola Inggris sejati jika tidak mengenal nama yang satu ini, nama yang ikonik. Alan Shearer juga ada di film "Goal" dengan jersey kebesarannya, Newcastle United. Shearer bermain di sana pada medio 1996-2006.

Ketika pensiun bermain di tahun 2006, Shearer sempat jadi pandit sepak bola televisi, dan di tahun 2009, The Magpies memanggilnya untuk jadi pelatih. Shearer kembali ke mantan klubnya.

Sayang seribu sayang, Shearer gagal menyelamatkan Newcastle dari degradasi. Delapan laganya dengan Newcastle berakhir pilu pasca kalah 0-1 dari Aston Villa di laga terakhir. Shearer kini tak lagi melatih.

5. Pep Guardiola

Siapa yang tidak mengenal nama ini? Pep Guardiola sudah kadung dianggap sebagai salah satu pelatih terbaik di Eropa. Bukan hanya menjadikan raihan trofi sebagai tolok ukur, Guardiola juga punya sentuhan emas mengubah permainan tim yang diasuhnya.

Barcelona, mantan klubnya sebagai pemain dan pelatih, Bayern Munchen, dan kini Manchester City, menampilkan sepak bola ofensif.

Bagikan

Baca Original Artikel