5 Alasan Laga Liverpool Vs Manchester City Jadi Duel Terbesar di Premier League
BolaSkor.com - Premier League pekan kedelapan akan menyajikan pertandingan besar antara Liverpool kontra Manchester City. Kali ini, The Reds yang kebagian jatah menjadi tuan rumah.
Kedua tim telah melalui banyak pertempuran selama beberapa tahun terakhir. Namun, saat ini duel Liverpool versus Manchester City menjadi yang paling ditunggu-tunggu.
Pada setiap era, Premier League selalu punya pertempuran besar yang menjadi buah bibir. Pada awal 2000-an, laga Manchester United Vs Arsenal selalu menyita perhatian. Sementara itu, pada paruh kedua periode yang sama, gantian pertandingan Manchester United Vs Chelsea yang menjadi sorotan.
Namun, kini situasi telah berubah. Mari menilik lima alasan mengapa pertandingan yang mempertemukan Liverpool dan Manchester City menjadi laga terbesar dalam sepak bola Inggris.
1. Duel Pemain Bintang
Bentrokan pada Minggu (7/10) antara Liverpool kontra Manchester City akan menampilkan pemain-pemain terbaik dari Premier League dan menjanjikan pertempuran sengit.
Mulai dari belakang ke depan, kedua tim dihuni pemain terbaik yang menjadikan laga semakin seru. Meskipun, sejumlah pemain dikabarkan akan absen.

Manchester City dikabarkan masih belum bisa memainkan Kevin De Bruyne. Namun, perlu diingat The Citizens masih punya seabrek pemain yang punya nama besar seperti David Silva, Leroy Sane, Sergio Aguero, Vincent Kompany hingga Ilkay Gundogan.
Dari kubu seberang, suporter The Reds berharap banyak kepada Mohamed Salah untuk dapat mengulangi performa ciamik saat melawan Man City musim kemarin.
2. Pertempuran Calon Juara
Pada musim 2017-2018, Manchester City mendominasi sepak bola Inggris dengan meraih titel Premier League dan Piala Liga Inggris. Sergio Aguero dan kawan-kawan seolah-olah sedang menjalani musim pada gim FIFA yang dimainkan dalam tingkat kesulitan amatir.
Sementara itu, pada musim ini, Liverpool disebut-sebut sebagai pesaing terkuat untuk The Citizens. Sejauh ini, penilaian tersebut belum meleset.

Mulai membangun tim pada beberapa musim lalu, permainan Liverpool semakin padu. Hasilnya, Jordan Henderson dan kawan-kawan meraih enam kemenangan plus satu imbang dari tujuh laga Premier League.
Pertandingan di Anfield nanti tentu tak bisa dikatakan sebagai tolak ukur tim mana yang akan memenangi Premier League. Maklum, kompetisi belum beranjak jauh dari kata awal. Namun, kepercayaan diri yang dirasakan bila memenangi pertandingan bisa berlangsung hingga akhir musim.
3. Adu Taktik
Pep Guardiola dan Jurgen Klopp telah menghadirkan warna baru bagi sepak bola Inggris. Kedua manajer andal itu membawa taktik yang tak lazim dimainkan di Premier League.
Taktik gegenpress milik Klopp telah membuat Liverpool menjadi satu di antara tim paling kuat di dunia. Sementara itu, tiki taka membuat permainan Man City tidak hanya menghasilkan kemenangan, namun sepak bola indah berbasis juego de posicion.

Klopp menjadi satu-satunya manajer yang mampu mengganggu hegemoni Guardiola di Liverpool. Eks Borussia Dortmund tersebut tentu berharap narasi tersebut tak berakhir.
4. Karakter
Satu kritik yang kerap dilayangkan pada era sepak bola modern adalah permainan tanpa karakter. Namun, kritik tersebut tak tepat bila dialamatkan untuk Liverpool dan Manchester City.
Klopp menempatkan dirinya sebagai satu di antara manajer dengan taktik paling menarik. Permainan cepat dari sektor sayap menjadi ciri khas The Reds pada beberapa tahun terakhir.

Sementara itu, sulit untuk memungkiri Guardiola punya gaya main sepak bola indah. Operan pendek diselingi aksi individu yang memukau sudah menjadi templat klub yang diasuhnya.
5. Hujan Gol
Liverpool dan Manchester City empat kali saling berhadapan pada musim lalu. Hasilnya 18 gol dikreasikan kedua tim atau rata-rata 4,5 gol per pertandingan.
Premier League memiliki persaingan dengan nama besar di masa lalu, namun hanya sedikit yang menghasilkan keindahan seperti yang terjadi pada laga Liverpool kontra Man City beberapa tahun terakhir.

Sementara beberapa manajer menerapkan taktik konservatif dengan menekankan pada sisi pertahanan, Guardiola dan Klopp berani mengambil risiko dengan memberikan permainan atraktif. Hasilnya, kita dimanjakan dengan hujan gol.