Ragam Feature Italia

5 Akar Masalah AC Milan Tampil Jeblok pada Awal Serie A 2019-2020

Johan Kristiandi - Senin, 30 September 2019

BolaSkor.com - AC Milan kembali melanjutkan tren negatif pada awal Serie A 2019-2020. Kali ini, Gianluigi Donnarumma dan kawan-kawan ditekuk Fiorentina 1-3 di San Siro, Minggu (29/9) waktu setempat.

Itu merupakan kekalahan ketiga Milan secara beruntun. Sebelumnya, Il Diavolo Rosso kandas di tangan Inter Milan dan Torino. Tak pelak, Milan menempati posisi ke-16 karena baru mengumpulkan enam poin.

Baca Juga:

Petinggi AC Milan Mulai Lontarkan Kritik untuk Marco Giampaolo

Inter dan Milan Perkenalkan Dua Desain Stadion Anyar

Catatan Buruk AC Milan 81 Tahun Silam Terulang

AC Milan

Sejatinya, Milan mengusung misi bangkit dari lembah kelam pada musim ini. Perbaikan sudah dilakukan pada sektor manajemen. Milan mendapatkan tambahan tenaga dari Paolo Maldini, Zvonimir Boban, dan Ricky Massara.

Dari dalam tim, Milan menunjuk Marco Giampaolo untuk mengisi tempat yang ditinggalkan Gennaro Gattuso. Giampaolo dianggap sebagai pelatih yang sejalan dengan rencana Milan membangun tim dengan pemain muda.

Namun, hingga saat ini apa yang diharapkan Milan masih jauh panggang dari api. Apa yang menjadi akar masalah Rossoneri pada awal musim ini? Berikut ulasan BolaSkor.com:

Tak Ada Sosok Pemimpin

Alessio Romagnoli

AC Milan tidak punya pemimpin dalam tim yang bisa memberikan pengaruh positif pada pemain lainnya. Padalah, hal itu diperlukan untuk memperbaiki mental pemain ketika sedang dalam masalah.

Saat ini, jabatan kapten Milan dipegang Alessio Romagnoli. Namun, pemain asal Italia itu masih belum bisa menunjukkan kemampuan memimpin rekan-rekannya dengan baik.

Apalagi, dengan usia yang bar 24 tahun, Romagnoli belum punya banyak pengalaman menghadapi tekanan. Sementara itu, pemain-pemain seperti Lucas Biglia, Giacomo Bonaventura, dan Pepe Reina yang lebih senior bukan merupakan bagian dari tim inti.

Taktik Marco Giampaolo Belum Berjalan

Marco Giampaolo

Beban besar berada pada pundak Marco Giampaolo yang menggantikan Gennaro Gattuso. Harapannya, mantan pelatih Sampdoria itu bisa membawa Milan mencapai target pada musim ini.

Namun, sejauh ini taktik Giampaolo masih belum berjalan dengan baik. Para pemain Milan terlihat masih kesulitan memainkan formasi dengan tiga penyerang. Pada era Gattuso, Rossoneri lebih banyak menekan dengan dua striker.

Kerja sama antarlini juga masih terlihat wagu. Para pemain masih kesulitan membangun permainan seperti apa yang diinginkan Giampaolo. Terutama, menyerang dari sisi sayap.

Bursa Transfer Mengecewakan

Rafael Leao

AC Milan memang aktif pada bursa transfer musim panas kemarin. Namun, pemain-pemain yang didatangkan Milan bukanlah nama-nama top yang bisa memberikan perubahan secara instan.

Milan lebih banyak berinvestasi pada pemain muda yang belum teruji. Contohnya, Rossoneri memboyong Ismael Bennacer, Matteo, Gabbia, dan Leo Duarte.

Sedangkan, untuk pemain seperti Ante Rebic dan The Hernandez, Milan hanya bisa mendatangkan dengan status pinjaman.

Hal itu berbanding terbalik dengan sang adik, Inter Milan. Nerazzurri memboyong sejumlah nama-nama tenar seperti Romelu Lukaku, Diego Godin, dan Alexis Sanchez. Hasilnya langsung terlihat, Inter meraih enam kemenangan beruntun.

Lini Depan Tumpul

Krzysztof Piatek

Satu di antara masalah Milan pada awal musim ini adalah sulit mencetak gol. Para penyerang Milan terlihat belum bisa tampil trengginas di pertahan lawan.

Saat ini, Milan memiliki dua penyerang tengah yakni Krzysztof Piatek dan Rafael Leao. Sementara itu, Hakan Calhanoglu, Fabio Borini, Samu Castillejo, dan Anter Rebic siap mendukung dari sisi sayap.

Sayangnya, dari nama-nama tersebut, belum ada yang tampil maksimal. Hingga laga keenam, Milan baru mencetak empat gol. Ironisnya, hanya dua dari empat gol tersebut yang berasal dari skema permainan terbuka.

Piatek yang pada musim lalu menjadi tumpuan pun masih tumpul. Dua gol yang ia ciptakan berasal dari titik putih.

Keuangan Bermasalah

AC Milan

Akar dari masalah yang dihadapi Milan berasal dari sisi keuangan. Pada musim ini, Rossoneri harus berhemat demi lolos dari hukuman Financial Fair Play.

Keuangan Milan sudah terlihat bewarna merah ketika Li Yonghong meninggalkan tim karena tidak bisa membayar utang. Padahal, ia sudah mengeluarkan banyak dana untuk memboyong pemain anyar pada musim sebelumnya.

Kejadian itu meninggalkan pekerjaan rumah pada sektor keuangan. Tak heran, Milan rela memohon pada UEFA untuk menjalani hukuman larangan tampil di kompetisi Eropa pada musim ini.

Masalah keungan bisa berdampak ke berbagai sisi. Contohnya adalah kebijakan berhemat di bursa transfer. Selain itu, Milan juga tidak bisa menunjuk pelatih hebat karena tak mampu membayar gajinya.

Bagikan

Baca Original Artikel