4 Petenis Indonesia yang Pernah Menangi Grand Slam Junior
BolaSkor.com - Di Indonesia, gaung tenis tidak segemerlap olahraga raket lainnya, bulu tangkis. Namun, bukan berarti petenis Indonesia tidak pernah berprestasi.
Meski tidak terlalu terdengar di level senior, tidak sedikit petenis yang memenangi Grand Slam level junior. Bahkan dalam 20 tahun terakhir sejatinya petenis Indonesia mulai berprestasi.
Fakta tersebut tentunya merupakan bukti bahwa sejatinya petenis Indonesia mampu bersaing di kancah dunia. Sayangnya entah apa yang salah dalam hal pembinaan.
Baca Juga:
Rafael Nadal atau Novak Djokovic Diprediksi Lewati Roger Federer
Talenta-talenta muda Indonesia bagai tenggelam ketika memasuki level senior. Hingga saat ini, belum pernah ada petenis asal Indonesia yang memenangi Grand Slam level senior.
Tercatat petenis Indonesia dengan ranking tertinggi adalah Yayuk Basuki. Semasa masih aktif bermain, Yayuk pernah menempati peringkat 19 dunia.
Akan tetapi, Yayuk tidak termasuk empat petenis Indonesia yang pernah memenangi Grand Slam Junior. Lantas, siapa saja keempatnya? Berikut ini BolaSkor.com merangkum daftarnya:
Angelique Widjaja
Di antara seluruh petenis Indonesia, Angelique Widjaja, merupakan sosok yang paling sering memenangi Grand Slam Junior. Total, Angelique tiga kali meraih gelar.
Kali pertama Angelique memenangi Grand Slam Junior pada Wimbledon 2001 saat mengalahkan Dinara Safina di final. Kemudian, dia meraih French Open 2002 ketika melawan Ashley Harkleroad.
Pada tahun yang sama Angelique memenangi Grand Slam Junior ganda putri. Berpasangan dengan Gisela Dulko, keduanya mengatasi perlawanan Svetlana Kuznetsova/Matea Mezak.
Christopher Rungkat

Pada daftar ini, Christopher Rungkat merupakan satu-satunya petenis putra yang pernah memenangi Grand Slam Junior. Bahkan, Christo hampir dua kali meraihnya.
Prestasi tertinggi Christo adalah ketika meraih French Open 2008. Saat itu, petenis yang kini berusia 30 tahun tersebut berpasangan dengan pemain asal Finlandia, Henri Kontinen.
Bersama Kontinen pula Christo melaju sampai final US Open tahun yang sama. Hingga saat ini, dia merupakan satu-satunya petenis putra Indonesia yang pernah melaju sampai sejauh itu di US Open.
Tami Grende
Meski memiliki darah Belgia, Tami Grende yang lahir di Bali memilih membela Indonesia pada kancah tenis dunia. Kemampuannya sempat diakui ketika memenangi Wimbledon Junior pada 2014.
Saat meraih gelar tersebut, Tami berpasangan dengan petenis asal China, Ye Qiuyu. Keduanya mengalahkan Marie Bouzkova/Dalma Galfi di final.
Sayangnya Pelti terkesan kurang memerhatikan Tami saat itu. Alhasil bakat petenis yang kini berusia 22 tahun tersebut tersia-sia hingga akhirnya pensiun sejak 2016.
Priska Madelyn Nugroho

Dekade baru dibuka dengan manis untuk dunia tenis Indonesia. Bagaimana tidak, setelah enam tahun minim prestasi di kancah internasional, akhirnya petenis Indonesia kembali memenangi Grand Slam Junior.
Adalah Priska Madelyn Nugroho yang mengharumkan nama Indonesia pada Australia Open 2020. Petenis berusia 16 tahun tersebut memenangi Grand Slam Junior pembuka kalender bersama Alexandra Eala asa Filipina.
Sejatinya, bakat Priska sudah tercium sejak mengikuti SEA Games 2019 di Manila. Ketika itu dia meraih medali perunggu, menemani Aldila Sutjiadi yang meraih medali emas.