3 Hal yang Harus Diperbaiki Timnas Indonesia Usai Digasak Libya
BolaSkor.com - Timnas Indonesia harus mengakui keunggulan Libya 0-4, pada laga uji coba pertama jelang Piala Asia 2023, di Stadion Titanic Mardan, Antalya, Turki, Selasa (2/1) malam WIB.
Dalam laga tersebut, pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong menurunkan 20 pemain yang berbeda dalam laga tersebut. Hanya kiper Syahrul Trisna yang tak tergantikan.
Baca Juga:
Shin Tae-yong Jelaskan Alasan Marc Klok dan Jordi Amat Bergantian Jadi Kapten Timnas Indonesia
Shin Tae-yong Bela Justin Hubner meski Blunder yang Sebabkan Timnas Indonesia Kalah Telak
Sedangkan 10 pemain di babak pertama, diganti saat babak kedua. Ada beberapa pemain yang tidak bermain di posisi aslinya, seperti Witan Sulaeman. Ia bermain sebagai bek sayap kanan.
Ada juga Dendy Sulistyawan yang menjadi penyerang murni dalam formasi 4-4-2. Berduet dengan Dimas Drajad.
Selanjutnya, kedua tim melakoni uji coba kedua, pada hari Jumat, 5 Januari 2024 mendatang. Timnas Indonesia wajib berbenah.
BolaSkor.com mencoba menganalisis apa saja yang harus diperbaiki Skuad Garuda di laga kedua nanti.
1. Komunikasi Lini Belakang

Komunikasi lini belakang Timnas Indonesia saat digasak Libya, boleh dibilang kacau. Terutama di babak kedua saat Jordi Amat berduet dengan Justin Hubner.
Omar Al Khoja bisa bebas menendang bola di kotak penalti untuk menciptakan gol pada menit ke-58. Ini merupakan gol kedua Libya.
Saat itu, Hubner hendak melakukan pressing pemain Libya yang memegang bola, padahal di situ sudah ada Jordi Amat. Alhasil, Omar Al Khoja bebas dari pengawalan setelah menerima umpan pendek.
2. Lini Tengah Lebih Kreatif

Lini tengah Timnas Indonesia tak berjalan maksimal di babak pertama. Terlihat Marc Klok kesulitan memberikan umpan matang ke sayap atau pemain depan.
Di babak kedua, Shin Tae-yong memasukkan Marselino Ferdinan, Ivar Jenner, dan Adam Alis. Nama terakhir hampir membobol gawang Libya, namun bola tendangannya membentur mistar gawang.
Timnas Indonesia unggul penguasaan bola dengan 61 persen berbanding 39 persen. Namun, Skuad Garuda hanya mempunyai 4 peluang, berbanding 10 peluang Libya. Menurut data Lapangbolacom.
Marselino beberapa kali bermain individual. Ada peluang di mana Edo Febriansyah tanpa pengawalan, namun Marselino lebih melakukan aksi individu.
Sedangkan Ivar Jenner beberapa kali melakukan kesalahan passing. Hanya Adam Alis yang terlihat menonjol membongkar pertahanan Libya.
3. Lini Depan Lebih Agresif

Lini depan Timnas Indonesia kurang agresif saat digasak Libya. Skuad Garuda hanya melancarkan 6 tendangan, 4 di antaranya mengarah ke gawang.
Berbanding terbalik dengan Libya, yang melancarkan 15 kali tendangan, 8 di antaranya mengarah ke gawang. Menurut Lapangbolacom.