3 Hal yang Dinanti dari Semifinal Piala Afrika 2019
BolaSkor.com - Piala Afrika 2019 telah memasuki fase semifinal. Empat tim yang akan bertarung di empat besar itu adalah Senegal kontra Tunisia (14/7) dan Aljazair melawan Nigeria (15/7). Di antara keempat tim itu, Nigeria memiliki pengalaman juara lebih banyak.
Super Eagles julukan Gernot Rohr telah tiga kali menjuarainya pada 1980, 1994, dan 2013. Nigeria akan coba melanjutkannya hingga ke final dan menjuarainya lagi saat melawan Aljazair di Stadion Internasional Cairo, Senin (15/7) pukul 02.00 WIB.
Sementara di laga lainnya, Senegal arahan Aliou Cisse akan melawan Tunisia di Stadion 30 Juni (14/7) pukul 23.00 WIB. Tim-tim unggulan seperti Mesir, Kamerun, dan Ghana, telah angkat koper di 16 besar.
Baca Juga:
Perempat Final Piala Afrika 2019: Nigeria dan Senegal Amankan Tiket Semifinal
Piala Afrika 2019: Afrika Selatan Bikin Mohamed Salah Senasib dengan Lionel Messi
Sadio Mane Rela Tukar Trofi Liga Champions dengan Piala Afrika
Seluruh tim di semifinal sangat berpeluang menjadi juara. Persis seperti yang telah dikatakan gelandang Nigeria yang bermain di Arsenal, Alex Iwobi.
"Kami semua, keempat-empatnya mampu memenangi (Piala Afrika 2019). Kami semua punya pemain-pemain berkualitas. Saya tidak tahu siapa tim favorit pada fase ini," ucap pemain berusia 23 tahun tersebut.
Menjelang semifinal Piala Afrika 2019, ada tiga hal yang dapat dinanti fans. Menilik dari BBC Sport, berikut penjabaran lengkapnya:
1. Bintang-bintang Premier League
Empat pemain patut dikedepankan sebagai perwakilan Premier League di semifinal. Mereka adalah Alex Iwobi (Arsenal), Riyad Mahrez (Manchester City), Sadio Mane (Liverpool), dan Idrissa Gueye (Everton).
Iwobi, bersama Wilfried Ndidi, Odion Ighalo, dan Samuel Chukwueze, merupakan pemain-pemain andalan Rohr di timnas Nigeria. Ndidi masih bermain dengan Leicester City, sementara Ighalo merupakan mantan striker Watford.
Aljazair mengandalkan Mahrez seperti halnya Mane di Senegal dan Mohamed Salah di Mesir. Selain Mahrez, Aljazair juga masih memiliki penyerang sayap muda Napoli, Adam Ounas, serta mantan pemain Valencia dan West Ham United, Sofiane Feghouli.
Tunisia, yang lebih mengandalkan kolektivitas bermain, memiliki eks pengatur serangan Sunderland, Wahbi Khazri, beserta gelandang-gelandang berbakat semisal Ferjani Sassi dan Youssef Msakni.
Terakhir, Senegal lebih spesial karena punya Mane dan salah satu bek terbaik di Eropa, Kalidou Koulibaly. Mane di depan, Koulibaly di lini belakang, lalu di tengah ada gelandang petarung Everton, Idrissa Gueye.
2. Potensi Juara Baru
Semua bisa meraih titel Piala Afrika di tahun ini. Nigeria memang diunggulkan karena punya pengalaman tiga tahun, tapi, catatan sejarah tidak menjamin Nigeria meraih titel Piala Afrika dengan mudah.
Sementara Tunisia dan Aljazair sama-sama sudah memenanginya sekali. Aljazair pada 1990 dan Tunisia di tahun 2004. Uniknya, Senegal, dengan pemain-pemain berkualitas yang mereka miliki, belum pernah memenangi Piala Afrika.
Senegal sudah tiga kali mencapai semifinal pada 1965, 1990, dan 2006, tapi pencapaian terbaik mereka hadir pada 2002. Senegal mencapai final dan kalah dari drama adu penalti melawan Kamerun.
Senegal jelas penasaran mengakhiri penantian titel Piala Afrika. Hal itu bisa dilihat dari ucapan Mane yang rela memberikan titel Liga Champions demi Piala Afrika.
3. Tim Favorit Lolos ke Final
Menilik performa keempat negara tersebut, Aljazair diunggulkan ke final setelah menyapu bersih laga-laga di fase grup melawan Senegal, Kenya, dan Tanzania dengan kemenangan. Di 16 besar mereka menang 3-0 atas Guinea dan di perempat final menang drama adu penalti kontra Pantai Gading.
Unggulan kedua ada Senegal yang mengakhiri fase grup C di bawah Aljazair alias runner-up. Meski begitu, di fase gugur Senegal mengalahkan Uganda dan Benin dengan skor tipis 1-0. Pertahanan mereka sulit dirobohkan.
Lalu, Nigeria merupakan unggulan ketiga yang lolos sebagai runner-up dari grup B setelah sempat kalah sekali dari Madagaskar. Namun di fase gugur, Nigeria mengalahkan Kamerun dan Afrika Selatan.
Terakhir, tim unggulan final keempat yang bisa disebut sebagai tim kuda hitam adalah Tunisia. Mereka bisa disebut cukup beruntung karena bisa lolos fase grup dengan tiga kali hasil imbang.
Pada fase 16 besar, Tunisia susah payah mengalahkan Ghana via drama adu penalti sebelum menang dengan skor 3-0 melawan tim kuda hitam lainnya, Madagaskar, di perempat final.