3 Formula Kebangkitan Real Madrid di Era Santiago Solari
BolaSkor.com - Semenjak meraih kemenangan dengan skor telak 3-0 atas Leganes di leg satu 16 besar Copa del Rey pada 10 Januari silam, laju Real Madrid dalam meraih kemenangan tak terbendung. Santiago Solari mulai melihat para pemain memahami filosofinya.
Minus kekalahan 0-1 dari Leganes di leg dua 16 besar Copa del Rey, yang tidak lagi berpengaruh apapun karena Madrid unggul agregat tiga gol, Madrid meraih enam kemenangan beruntun di seluruh kompetisi. Dalam kurun waktu tersebut, Madrid total mencetak 18 gol.
Solari yang tadinya dikritik karena dianggap tidak lebih baik dari Julen Lopetegui, pelatih Madrid sebelumnya yang dipecat, kini mulai mendapatkan pujian atas kesuksesannya membangkitkan performa El Real tanpa megabintang seperti Cristiano Ronaldo.
Kebangkitan performa Sergio Ramos dkk datang tepat pada waktunya. Pasalnya, Madrid akan menghadapi tiga laga berat berikutnya melawan Barcelona (7/2), Atletico Madrid (9/2), dan Ajax Amsterdam (14/2) di Copa del Rey, LaLiga, dan Liga Champions.
Baca Juga:
Cerita Awal Polemik Santiago Solari dengan Isco
Vinicius Junior Semakin Dicintai Publik Santiago Bernabeu
Real Madrid Selalu Percaya pada Karim Benzema
Lantas, apa resep sukses Solari dalam membangkitkan performa Madrid?
1. Kepercayaan kepada Vinicius Junior

Pemuda berusia 18 tahun tidak langsung dipercaya bermain Lopetegui di tim utama Madrid sejak datang dari Flamengo. Peruntungannya baru berubah ketika Solari menggantikan Lopetegui. Solari memberikan kepercayaan penuh kepada Vinicius untuk bermain.
Vinicius diberikan kebebasan berekspresi di sisi kiri, kanan, hingga tengah permainan di lini depan. Solari tahu menjadi sebuah 'dosa besar' jika pemain Brasil dikekang untuk mengembangkan permainannya.
Benar saja, tidak butuh waktu lama bagi Vinicius menjadi idola baru di Santiago Bernabeu. Aksi dribel bola, kemampuan mencetak gol, hingga gerakannya yang lincah seolah membuat fans melupakan Ronaldo dan mendoakan masa depan terbaik untuk Vinicius.
Vinicius mencetak satu gol kala Madrid menang 3-0 atas Deportivo Alaves baru ini di LaLiga. Dia kembali terpilih sebagai Man of the Match dan meninggalkan lapangan pertandingan dengan aplaus dari publik Bernabeu. Hal yang langka, bahkan Gareth Bale jarang mendapatkan perlakuan seperti itu.
Golnya itu memastikan bahwa Vinicius terlibat di empat gol Madrid di empat laga terakhirnya di seluruh kompetisi di Santiago Bernabeu (dua gol dan dua assists). Vinicius diharapkan melanjutkan performa positifnya itu.
"Dia (Vinicius) memainkan laga dengan sangat hebat dan meninggalkan Bernabeu dengan tepukan kepadanya. Kami senang dengan perkembangannya dan tertarik menantikan masa depannya," tutur Solari.
2. Kebangkitan Performa Karim Benzema

Eksistensi Vinicius juga membangkitkan performa Karim Benzema. Striker asal Prancis berusia 31 tahun menjelma jadi striker yang diharapkan fans: tajam dalam urusan mencetak gol.
Bukan rahasia umum lagi jika torehan gol Benzema menurun ketika Ronaldo masih bermain di Madrid. Perannya sebagai pencetak gol dibebankan kepada CR7 dan Benzema lebih bertindak sebagai pembuka ruang bagi rekan setim, menarik perhatian lawan.
Benzema masih melakukannya saat ini: menjemput bola, mencoba selalu aktif terlibat serangan Madrid, namun dengan sentuhan emas mengonversi peluang menjadi gol. Eks striker Olympique Lyonnais sedang tajam-tajamnya saat ini.
Termasuk satu golnya ke gawang Alaves, Benzema kini telah mencetak 19 gol di seluruh kompetisi dari total 35 pertandingan, memberikan empat assists dan lima kali menjadi Man of the Match. Benzema seakan terlahir kembali di bawah asuhan Solari.
3. Mencadangkan Pemain Senior yang Performanya Menurun

Solari tidak segan melakukan apa yang pernah dilakukan Zinedine Zidane di Madrid: mencadangkan pemain senior yang performanya menurun. Jika dahulu Gareth Bale dan James Rodriguez dicadangkan Zidane, maka kali ini Solari mencadangkan Marcelo dan Isco.
Menjadikan performa dan kerja keras saat berlatih sebagai tolok ukur, Solari menunjuk dua pemain muda, Sergio Reguilon dan Dani Ceballos sebagai pengganti Isco. Hasilnya tidak mengecewakan.
Reguilon lebih seimbang dengan kemampuannya ketika bertahan dan naik membantu serangan. Ceballos juga sangat aktif terlibat dalam tiap proses serangan Madrid menggantikan Isco.
Menunjuk keduanya bermain reguler di tim utama mungkin jadi solusi dan pilihan terbaik bagi Madrid. Marcelo dan Isco yang sudah sering meraih trofi barangkali membutuhkan motivasi dari dua pemain yang haus dan lapar gelar tersebut.