150 Laga Premier League, Jurgen Klopp Transformasi Liverpool
BolaSkor.com - Manajer Liverpool, Jurgen Klopp, menorehkan rekor spesial ketika memimpin timnya meraih kemenangan 2-1 di Stamford Bridge, markas Chelsea, dalam lanjutan pekan enam Premier League, Minggu (22/9) malam WIB.
Kemenangan yang terasa spesial bagi manajer yang murah senyum dan mudah tertawa itu, sebab ia menyempurnakan kemenangan itu di laga ke-150 di Premier League. Sudah lima tahun berlalu sejak pelatih kelahiran Stuttgart, 16 Juni 1967 datang ke Anfield.
Klopp datang ke Liverpool pada Oktober 2015 menggantikan Brendan Rodgers dan teken kontrak tiga tahun (kontraknya sudah diperpanjang saat ini). Hanya ada delapan pemain yang tersisa dari skuat ketika Klopp datang sampai saat ini.
Baca Juga:
Chelsea 1-2 Liverpool: Sapu Bersih Kemenangan, The Reds Koleksi 18 Poin
Jurgen Klopp Dukung Steven Gerrard Gantikan Dirinya di Liverpool
Kedalaman Skuat Bisa Jadi Pembeda Liverpool dengan Man City dalam Perebutan Titel Premier League
Mereka yang ada di tim utama adalah: Nathaniel Clyne, Dejan Lovren, Joe Gomez, James Milner, Jordan Henderson, Adam Lallana, Roberto Firmino, dan Divock Origi.
Klopp butuh waktu untuk mengembangkan skuat Liverpool hingga ia menemukan tim yang diinginkannya. Dalam proses transformasi Liverpool di bawah asuhannya, Klopp melalui beberapa 'batu ganjalan' kegagalan di dua final: Piala Liga dan Liga Europa.
Selain itu, Klopp juga disindir koleganya, Jose Mourinho, terkait kesulitannya meraih trofi di Liverpool namun tetap mampu bertahan dan jauh dari ancaman pemecatan. Semua itu dilaluinya dengan santai.
Perlahan tapi pasti, Klopp melengkapi kepingan puzzle Liverpool dengan merekrut pemain-pemain yang saat ini jadi tulang punggung: Mohamed Salah, Sadio Mane, Fabinho, Virgil van Dijk, Joel Matip, Alisson, dan Andrew Robertson.
Mendatangkan Van Dijk dan Alisson tidak mudah. Liverpool berkorban dengan mengeluarkan 150 juta poundsterling untuk merekrut keduanya. Kendati demikian, pengorbanan mereka sesuai dengan kontribusi besar keduanya.
Kesabaran fans Liverpool berbuah manis ketika mereka melihat tim kesayangan mengangkat trofi Liga Champions musim 2018-19, titel Liga Champions pertama sejak 2005, yang kemudian dilanjutkan dengan titel Piala Super Eropa.
Kritikan publik dan Mourinho soal raihan trofi Klopp setidaknya berakhir saat ini.
Tapi, masih ada satu misi yang ingin dikejar Liverpool: titel Premier League. Liverpool terakhir meraihnya pada 1990 (masih dalam format Divisi Pertama). Apabila dapat memilih, fans bisa jadi memilih titel Premier League untuk diraih ketimbang Piala Liga, Piala FA, dan Liga Champions.
Harapan seluruh fans Liverpool kini ada di pundak Klopp untuk mempersembahkan titel yang tak dapat diraih oleh: Ronnie Moran, Graeme Souness, Roy Evans, Gerard Houllier, Rafael Benitez, Roy Hodgson, Kenny Dalglish (di periode kedua melatih klub), dan Brendan Rodgers.

Tidak ada waktu yang lebih baik lagi untuk meraihnya selain musim ini. Liverpool punya keseimbangan skuat yang bagus dari lini belakang hingga depan, meski faktanya kedalaman skuat mereka belum sekuat Manchester City.
"Itu (meraih titel Premier League) misi sulit karena saat ini City punya skuat terbaik dari segi kedalaman tim. Jika Anda mengambil beberapa pemain tertentu di City maka mereka selalu punya penggantinya dan melakukan pekerjaan khusus, dengan cara manajer ingin dia melakukannya," tutur legenda Liverpool, Emile Heskey, kepada Omnisport.
"Liverpool, jika Anda mengambil Salah, Mane, atau Firmino, tidak akan sama (penggantinya), dan City punya kedalaman skuat yang lebih baik," tambah pengemas 62 caps dan tujuh gol dengan timnas Inggris itu.
Manchester City punya kekuatan yang lebih besar. Dalam perang, mereka ibarat sudah siap mengikuti perang besar dengan amunisi yang mumpuni. Tetapi, Heskey juga yakin Liverpool bisa berjuang merebutkan titel Premier League jika konsisten menjaga performa terkini.
"Tapi, jika (Liverpool) terus menekan seperti yang mereka lakukan saat ini, Anda tidak pernah tahu," tambah Heskey.
Liverpool menyapu bersih enam laga dengan kemenangan dan mengoleksi 18 poin, terpaut lima poin dari Man City di peringkat dua klasemen. Klopp meraih kemenangan ke-92 dari 150 laga Premier League - hanya kalah dari 105 kemenangan Mourinho - saat melawan Chelsea.
Ekspresi Klopp di Stamford Bridge sudah menggambarkan segalanya. Seolah ikut bertanding, Klopp emosional ketika ada peluang, timnya kehilangan penguasaan bola, dan tidak jarang juga dia berdebat dengan ofisial keempat serta Frank Lampard, manajer Chelsea.
Semangat Klopp itu menjalar kepada anak-anak asuhnya. Stamford Bridge, markas Chelsea yang seharusnya angker untuk lawan-lawan yang datang, ditaklukkan dengan daya juang Jordan Henderson dan kawan-kawan.
"Anda tidak akan pernah menang di Chelsea tanpa bertarung dengan benar dan kami melakukannya hari ini," ucap Klopp pasca laga berakhir. "Ini sangat hebat. Apa yang dapat saya katakan? Kami harus terus melaju."
Pertempuran baru dimulai. Musim lalu Liverpool kalah satu poin dari Man City, yang meraih dua titel Premier League beruntun. Menarik untuk dinanti, apakah musim ini transformasi Klopp mengakhiri penantian titel Premier League Liverpool.