15 Tahun Kontrak Profesional Lionel Messi, Ketika Tisu Makan Mengawali Segalanya
BolaSkor.com - Pada 4 Februari 2004, Lionel Messi resmi menandatangani kontrak pertamanya sebagai pemain profesional. Sebuah kontrak yang diawali dari coretan di atas tisu makan.
Siapa sangka sebuah tisu makan menjadi dokumen terpenting dalam sejarah sepak bola dunia. Dari tulisan di atas tisu itulah awal dari seorang Lionel Messi.
Kisah perjalanan karier Lionel Messi tidak lepas dari sosok bernama Carles 'Charly' Rexach. "Saya akan masuk dalam sejarah Barcelona," kata Rexach suatu waktu.
Baca Juga: 3 Alasan Lionel Messi akan Tampil di Piala Dunia 2022

Lahir dan besar di Pedralbes, sebuah pemukiman dekat dengan markas Barcelona, Camp Nou, Rexach sudah bergaung dengan Blaugrana sejak usia 12 tahun. Selanjutnya, lebih dari lima dekade dia mengabdi bersama klub.
Rexach bermain untuk Barca selama 17 tahun, dia juga pernah menjadi pelatih, asisten pelatih, direktur teknis, hingga penasihat presiden. Namun, semua itu bukanlah alasan yang membuat dia mengatakan namanya akan masuk buku sejarah Barcelona.
Pada medio September 2000, setelah Boca Juniors menyatakan tidak mampu membiayai pengobatan kelainan horman pertumbuhan yang diderita Messi, sang ayah memutuskan menghubungi kerabatnya di Katalunya.
Messi ditemani sang ayah, Jorge, seorang agen bernama Fabian Soldini terbang ke Barcelona. Tiba di Bandara El Prat, Horacio Gaggioli, agen mitra Soldini, sudah menanti. Messi dan keluarga terbang setelah agen lain bernama Josep Maria Minguella menerima rekaman Messi. Minguella langsung mengundang Messi sekeluarga ke Barcelona dan mengatur pertemuan sekaligus trial.
Minguella menghubungi Charles Rexach, yang saat itu menjabat direktur teknis Barcelona. Meski cuma melihat dari rekaman video, Minguella mengatakan kepada Rexach jika dia menemukan pemain seperti Diego Maradona. Sebagai catatan, Minguella merupakan sosok yang membawa Maradona ke Barcelona 20 tahun sebelumnya.
Keesokan harinya, Messi langsung berlatih bersama tim muda Barcelona, saat itu Cesc Fabregas dan Gerard Pique ada di dalam tim tersebut. Saat bersiap latihan, semua mata melihat kepada sosok mungil yang pendiam. Namun, setelah di atas lapangan, semuanya berdecak kagum.
Kabar itu sampai ke telinga Rexach yang kemudian mengatur sebuah pertandingan uji coba di awal Oktober. Laga digelar agar semua orang bisa melihat aksi Messi. Rexach tiba sedikit terlambat pada laga tersebut. Namun, hanya dalam sekejap dia sudah memutuskan untuk menggaet pemain mungil bebrusia 13 tahun asal Rosario, Argentina.
"Kita harus merekrut anak ini sekarang juga. Setelah dua menit, saya tahu. Semua orang juga tahu," ujar Rexach seperti dikutip The Guardian.
Langkah yang diambil Rexach saat itu terbilang berani. Berbeda dengan saat ini, kala itu situasinya berbeda. Apalagi kala itu, Barca di bawah kepemimpinan Joan Gaspart sedang dalam krisis. Mereka baru saja ditinggal Luis Figo ke Real Madrid.
Messi memang memiliki potensi besar. Namun pada 2000, klub tidak begitu saja menggaet bocah 13 tahun dari Argentina. Belum lagi klub harus menyediakan pekerjaan kepada sang ayah, membayar suntikan hormon yang dibutuhkan Messi, akomodasi, dan lain sebagainya.
Sebagai gambaran, untuk pengobatan Messi, Barca harus mengeluarkan 1.000 dolar AS setiap bulannya. Selain itu, Barca juga harus membayar sekitar 50.000 pound setiap tahun kepada sang ayah. Pengeluaran yang cukup besar bagi pemain yang saat itu bahkan belum bisa ikut kompetisi Juvenil A dan hanya main di level lokal.
Karena itu pula, klub tidak langsung memenuhi rekomendasi Rexach. Penawaran awal sudah disusun, namun tidak kunjung tuntas. Klub lainpun mulai mengintip, termasuk Real Madrid.
Baca Juga: Ketika Ole Gunnar Solskjaer Menjadi Zinedine Zidane-nya Manchester United
"Sang ayah mulai kesal dan mengatakan Leo akan pergi," ujar Rexach kepada AS. Kemudian, pada 14 Desember 2000, Rexach bertemu dengan Minguella dan Gaggioli di klub tennis Pompeia. Di tempat inilah, Rexach kemudian mengeluarkan tisu makan dan menuliskan,"Saya, Charly Rexach, dengan kapasitas saya sebagai direktur teknik untuk FC Barcelona, meski dengan adanya beberapa opini yang menentang, berkomitmen untuk merekrut Lionel Messi selama syarat yang disepakati terpenuhi."
Rexach menuliskan adanya opini yang menentang menggambarkan bahwa saat itu tidak semua petinggi klub setuju dengannya. Adu argumen terjadi di dewan direksi. Wajar, karena Barcelona saat itu ada di tengah kesulitan. Posisi Gaspart sebagai presiden goyang seiring buruknya performa tim di atas lapangan. Ini merupakan musim kelima Barca tanpa trofi.
Setelah surat komitmen Rexach di atas tisu makan, seluruh keluarga Messi hijrah ke Barcelona pada Februari 2001. Namun, proses kepindahan Messi tidaklah berjalan mulus. Enam bulan berselang, Jorge Messi melayangkan surat kepada presiden klub karena dia sudah tidak menerima uang yang disepakati. Selain itu transfer internasional Messi pun baru bisa dibuat Agustus. Hal ini membuat Messi hanya bisa bermain di ajang uji coba atau ekshibisi.
Tidak hanya itu, Messi yang pendiam kesulitan beradaptasi, pun dengan keluarganya. Alhasil, ibu dan ketiga saudaranya memutuskan pulang ke Argentina. Jorge pun bertanya kepada Messi apakah dia juga ingin pulang. Messi menjawab, dia yakin bisa berhasil di Barcelona. Dan, pada Desember 2001, Messi pun mengikatkan kontrak baru.
Sejak saat itu, performa Messi melesat cepat. Secara kilat dia naik kelas, dari Cadete, Juvenil A, Juvenil B, Barcelona C, hingga Barcelona B. Semua jenjang dilaluinya secara gemilang. Messi hanya membutuhkan kurang dari setahun setengah untuk menjejaki semua jenjang tersebut.
Baca Juga: Lionel Messi Lewati Rekor Raul Gonzalez di LaLiga
Messi kemudian diberi kesempatan untuk berlatih bersama tim senior. Dalam latihan, Messi langsung mencuri perhatian pelatih Barca saat itu, Frank Rijkaard, dan para pemain Barca lainnya.
"Dia menghancurkan kami semua. Mereka menendangnya kesana kemari supaya tidak dipermalukan bocah ini. Namun dia selalu kembali bangun dan terus bermain. Dia melewati tiga-empat pemain dan membuat gol. Bahkan bek utama dibuatnya gugup," kenang Ludovic Giuly.
Pada 16 November 2003, Barcelona terbang ke Porto untuk melakoni laga persahabatan dalam rangka pembukaan Stadion Do Dragao. Pelatih Barcelona saat itu mengajak beberapa pemain muda, salah satunya Messi. "Dia bocah dengan segudang talenta," ujar Rijkaard kala itu.
Saat berusia 16 tahun, empat bulan, dan 23 hari, Messi menjalani debut melawan FC Porto, asuhan Jose Mourinho. Di penampilan perdananya itu, Messi mencuri perhatian staf pelatih. Sejak saat itu, Messi mulai berlatih bersama tim utama Barcelona sepekan sekali.
Di tim senior inilah, Messi bertemu Ronaldinho. Bintang Brasil itu percaya Messi suatu saat akan lebih hebat darinya. Karena itulah, Ronaldinho memutuskan untuk membantu Messi. Saat itu, Messi masih canggung bergaul, Ronaldinho kemudian mendekatinya dan menjadi mentor sekaligus teman dekat Messi.
Pesatnya perkembangan membuat Barcelona memutuskan untuk memberi Messi kontrak profesional pertamanya. Pada 4 Februari 2004, Messi menandatangani kontrak profesional pertamanya bersama Barcelona, kali ini di atas kertas resmi, bukan tisu makan.