Sosok Feature Spanyol

12 Tahun Marcelo bersama Real Madrid: Ginga dan Representasi Full Back Modern

Arief Hadi - Senin, 19 November 2018

BolaSkor.com – Tidak ada arti pasti untuk menjelaskan makna Ginga. Guna menggambarkannya, Ginga adalah jiwa yang sudah ada dalam nadir darah atau diri orang Brasil; melalui cara mereka berjalan, berbicara, gaya hidup, yang menular di kehidupan sehari-hari.

Jiwa itu menular ke dalam bela diri khas Brasil, Capoeira. Asal usul kemunculan Capoeira di Brasil merupakan pengaruh yang dibawa budak-budak Afrika yang datang dari Angola dan Mozambik di masa lalu. Brasil mengadopsinya menjadi ilmu bela diri yang indah dilihat mata.

Dalam sepak bola, Ginga juga berpengaruh besar dalam permainan khas pesepakbola asal Negeri Samba. Edson Arantes do Nascimento alias Pele mempopulerkannya di era 50-an akhir dan awal 60-an.

Sebuah film berjudul “Pele: Birth of a Legend” diangkat ke layar lebar di tahun 2016 lalu. Film itu mengisahkan pemberontakkan yang dilakukan Pele di Piala Dunia 1958 yang berlangsung di Swedia, ketika sepak bola Brasil dikritik karena terlalu banyak memainkan Ginga dan pada akhirnya kalah di Piala Dunia 1950.

Brasil dituntut memenuhi permainan teknik ala negara-negara Eropa untuk sukses. Tapi Pele menentangnya, tetap menari-nari ketika ia menguasai bola dan sukses di Piala Dunia 1958. Titel Piala Dunia itu mengawali kisah manis, sejarah Pele dengan Brasil yang kemudian menjuarai Piala Dunia 1962 dan 1970.

Ginga sudah jadi ciri khas Brasil. Tidak akan lekang oleh waktu. Tak peduli meski saat ini Brasil dibilang lebih pragmatis di bawah asuhan Tite. Jiwa Ginga tidak akan pernah hilang.

Neymar, Vinicius Junior, Marcelo, Richarlison, Douglas Costa, beberapa contoh pemain terkini yang masih mewarisi gaya main ala Ginga: acapkali mendribel bola melewati lawan dan memiliki 1001 trik untuk melakukannya.

Apa yang dicapai Marcelo sejauh ini bahkan bisa dibilang fantastis. Dia bukan penyerang, penyerang sayap, atau gelandang sayap, tapi dapat menjadi solusi mencetak gol Real Madrid dan timnas Brasil. Posisinya adalah bek kiri.

Mewakili Full Back Modern di Sepak Bola Terkini

Januari 2007, Direktur Sepak Bola Madrid, Predrag Mijatovic, melihat bakat Marcelo dan Ramon Calderon (Presiden Madrid) memberi lampu hijau untuk membelinya dari Fluminense. Marcelo datang seharga enam juta euro pada usia 18 tahun – harga yang sangat murah jika melihat kontribusinya sampai saat ini.

Madrid masih punya Roberto Carlos ketika Marcelo datang. Sama-sama berasal dari Brasil, sama-sama berposisi sebagai bek kiri, Marcelo benar-benar menyerap ilmu darinya. 12 tahun berlalu. Marcelo sudah jadi legenda Madrid dan jadi yang terbaik di posisi bek kiri, berstatus salah satu bek kiri terbaik dunia.

“Setiap harinya saya bangun tidur saya begitu bahagia karena siapa pun akan senang berada di tempat saya berada sekarang (Madrid), bermain untuk klub terbaik dunia, dan saya memiliki kehormatan ini. Hanya dengan mengenakan bajunya saja ambisi saya tetap hidup,” ucap Marcelo mengenai arti membela Madrid.

“Memulai debut dengan klub impian pada usia 18 tahun sangat sulit digambarkan. Saya sangat tegang dan hanya ingin keluar bermain. Ada begitu banyak bintang ketika saya datang dan itu hari yang spesial,” lanjutnya menggambarkan laga debutnya dengan Madrid kontra Deportivo La Coruna.

Pengguna nomor punggung 12 dan sudah bermain untuk Madrid selama 12 tahun lamanya. Marcelo telah meraih empat titel Liga Champions, empat titel LaLiga, dua Copa del Rey, tiga Piala Super Spanyol, tiga Piala Dunia Antarklub, dan tiga Titel Piala Super Eropa.

Permainan Marcelo tidak seperti kebanyakan full back dengan pemikiran defensif atau naik membantu serangan (overlap) untuk lebih banyak melakukan umpan silang. Marcelo tetap memikirkannya, tapi, ada satu elemen yang tidak dimiliki kebanyakan pemain lainnya: lagi, permainan Ginga.

Pemain berusia 30 tahun bisa disebut sebagai penyerang sayap tambahan ketika tim dalam fase ofensif. Marcelo acapkali melakukan penetrasi ke dalam kotak penalti lawan, coba mendribel bola melewati lawan, dan bahkan melepaskan tendangan yang biasanya berujung gol.

Bukti 36 gol dan 85 assists dari total 462 penampilannya dengan Madrid jadi bukti ketajaman Marcelo. Jika bek biasanya mencetak gol dari situasi bola mati melalui tandukkan kepala, maka Marcelo sudah terbiasa mencetak gol dari permainan terbuka.

Berusia 30 tahun, masih banyak yang bisa dinantikan dari permainan Marcelo setidaknya hingga tiga-empat tahun mendatang. Sekali lagi, selamat merayakan momen 12 tahun Anda di Madrid, Marcelo.

"Saya ucapkan terima kasih kepada mereka yang mendukung saya dan percaya dengan pekerjaan saya. Saya selalu memberikan yang terbaik untuk logo ini dan juga Anda (fans). Saya sangat bahagia dan ini jadi salah satu hari terbaik dalam hidup saya," urai Marcelo.

Bagikan

Baca Original Artikel