10 Hal yang Harus Anda Ketahui soal Pemecah Rekor Ali Daei, Almoez Ali
BolaSkor.com - Menerima operan bola dari rekan setimnya, Almoez Ali mengontrol bola dua kali sebelum melakukan tendangan salto di dalam kotak penalti Jepang. Maya Yoshida, bek berpengalaman yang memperkuat Southampton, hanya bisa terdiam seolah terhipnotis kehebatan Ali.
Tendangan salto Ali diarahkan ke kiri gawang Jepang dan Shuichi Gonda, kiper Jepang, tidak mampu menepisnya. Ali membawa Qatar unggul di menit 12 dan golnya itu memecahkan rekor berusia 23 atas nama Ali Daei.
Legenda hidup Iran itu mencetak delapan gol pada perhelatan Piala Asia 1996. Dua dekade plus tiga tahun berikutnya, pengguna nama Ali lainnya melalui rekor mantan pemain Bayern Munchen dan Hertha Berlin tersebut. Ali muda seakan ditakdirkan memecahkan rekor Ali senior yang berbeda negara.
Kontribusi besar yang dilakukan Ali sepanjang turnamen yang berlangsung di Uni Emirat Arab (UEA) tidak akan luput dari pengamatan pemandu bakat dunia. Kans Ali bermain di salah satu liga top Eropa terbuka lebar mengingat usianya baru berumur 22 tahun.
Baca Juga:
Qatar 3-1 Jepang: Almoez Ali Pecahkan Rekor, Al Annabi Kampiun Piala Asia 2019
Almoez Ali, Imigran yang Siap Bawa Qatar Juara Piala Asia 2019
Tidak ada yang menduga, bukan pemain senior Qatar yang memimpin atau menginspirasi Al-Annabi, melainkan pemain muda yang bermain di Al-Sadd - klub yang juga diperkuat Xavi Hernandez, legenda Barcelona.
Qatar menang 3-1 atas Jepang di Stadion ZSC, Jumat (1/2) malam WIB, dan menjuarai Piala Asia 2019 untuk kali pertama. Menorehkan noda pertama untuk Jepang yang tidak pernah kalah selama empat kali beruntun ketika masuk ke final.
Nama Ali mungkin terdengar asing bagi fans sepak bola di Asia atau Eropa. Tapi tidak perlu khawatir. BolaSkor.com telah merangkum 10 fakta menarik mengenai pengemas 34 caps dan 17 gol dengan timnas Qatar itu. Berikut penjabarannya:
(berlanjut di halaman berikutnya)
10 fakta menarik mengenai Almoez Ali:
1. Almoez Ali tidak lahir di Qatar. Ali lahir di Khartoum, ibu kota dan kota terbesar di Sudan pada 16 Agustus 1996.
2. Pindah ke Qatar saat masih berusia tujuh tahun. Ali sudah memulai perjalanannya di Qatar sebagai pesepakbola bersama Al-Mesaimeer FC.
3. Alumni sukses Akademi Aspire. Mega proyek yang sudah dikembangkan oleh Qatar dari tahun 2004 itu memang diperuntukkan untuk mencari bakat atlet-atlet terbaik dan memberi mereka pendidikan khusus. Ali salah satu didikan gelombang pertama yang sukses dari Akademi Aspire.
4. Pernah bermain di Eropa. Ali pernah memperkuat tiga klub Eropa, yaitu: KAS Eupen, yang juga dimiliki Akademi Aspire, lalu teken kontrak profesional bersama LASK Linz, dan bermain untuk klub Spanyol, Cultural y Deportiva Leonesa.
5. Top Skor Piala Asia U-23. Qatar hanya finish di tempat ketiga Piala Asia U-23 2018 di bawah asuhan Felix Sanchez. Namun, Ali menjadi top skor di sana dengan torehan enam gol.
6. Top skor sepanjang masa Qatar di Piala Asia. Ali mencetak tujuh gol di fase grup Piala Asia 2019 dan menjadikannya top skor sepanjang masa Qatar, mengalahkan torehan gol Mansour Muftah (lima gol)
7. Nyaris gagal tampil di final Piala Asia 2019. Usai kemenangan 4-0 Qatar atas UEA di semifinal, UEA mengklaim kepada AFC bahwa Ali dan Bassam Al-Rawi tak boleh membela negara di Piala Asia. Untung bagi Ali, pengaduan UEA itu ditolak AFC.
8. Pecahkan Rekor Ali Daei. Rekor yang sudah berusia 23 tahun itu akhirnya pecah: Ali muda mengalahkah rekor delapan gol Ali senior di Piala Asia 1996 - Almoez Ali mencetak sembilan gol.
9. Top skor dan pemain terbaik Piala Asia 2019. Dua penghargaan itu diraih sang pemuda di edisi ke-17 Piala Asia.
10. Potensi Masa Depan Cerah. Almoez Ali memiliki kans besar untuk sukses dan membuka pintu bagi pemain-pemain Qatar lainnya yang bermimpi bermain di Eropa. Jalan Ali menuju Eropa, memperkuat klub-klub besar di sana sangat terbuka.